Hitstat

12 April 2018

Matius - Minggu 28 Kamis


Pembacaan Alkitab: Mat. 20:17-21
Doa baca: “Kata Yesus: ‘Apa yang kaukehendaki?’ Jawabnya: ‘Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.’”  (Mat. 20:21)


Dalam Matius 20:17-19 untuk ketiga kalinya Tuhan mewahyukan penyaliban dan kebangkitanNya. Yang pertama adalah di Kaisarea Filipi sebelum transfigurasi-Nya (16:13, 21). Yang kedua adalah di Galilea setelah transfigurasi-Nya (17:22). Kali ini dalam perjalanan ke Yerusalem. Wahyu ini adalah suatu nubuat, sama sekali asing bagi konsepsi alamiah murid-murid itu.

Untuk menerima pahala kerajaan, kita perlu mengalami penyaliban dan kebangkitan. Sekalipun kita mungkin mengetahui segala sesuatu tentang kerajaan, kita masih harus mempunyai pengertian yang memadai tentang penyaliban dan kebangkitan Tuhan. Tidak mengalami penyaliban Tuhan dan kebangkitan Tuhan mustahil mengalami hayat Tuhan untuk pahala kerajaan.

Bagaimana reaksi murid-murid terhadap pengungkapan penuh tentang penyaliban dan kebangkitan Tuhan? Mereka tidak mengatakan, “Amin Tuhan.” Sebaliknya ayat 20-21 mengatakan, “Kemudian datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus, ‘Apa yang kaukehendaki?’ Jawabnya, 'Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.’” Sekalipun Tuhan telah mengatakan tentang penyaliban dan kebangkitan, pikiran mereka masih tertancap pada takhta.

Berkali-kali mereka mendengar tentang penyaliban dan kebangkitan. Inilah ambisi akan kedudukan. Ibu Yakobus dan Yohanes, mungkin berkata kepada dirinya sendiri, “Pada suatu hari ketika Tuhan naik takhta, mungkin salah seorang anakku akan duduk di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. Alangkah mulianya hal ini!” Inilah reaksi mereka terhadap firman Tuhan tentang kematian dan kebangkitan-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 4, Berita 55

No comments: