Pembacaan
Alkitab: Mat. 20:17-21
Doa baca: “Kata Yesus: ‘Apa yang kaukehendaki?’ Jawabnya: ‘Berilah perintah,
supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di
sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.’” (Mat. 20:21)
Dalam Matius 20:17-19 untuk
ketiga kalinya Tuhan mewahyukan penyaliban dan kebangkitanNya. Yang pertama
adalah di Kaisarea Filipi sebelum transfigurasi-Nya (16:13, 21). Yang kedua
adalah di Galilea setelah transfigurasi-Nya (17:22). Kali ini dalam perjalanan
ke Yerusalem. Wahyu ini adalah suatu nubuat, sama sekali asing bagi konsepsi
alamiah murid-murid itu.
Untuk menerima pahala
kerajaan, kita perlu mengalami penyaliban dan kebangkitan. Sekalipun kita
mungkin mengetahui segala sesuatu tentang kerajaan, kita masih harus mempunyai
pengertian yang memadai tentang penyaliban dan kebangkitan Tuhan. Tidak
mengalami penyaliban Tuhan dan kebangkitan Tuhan mustahil mengalami hayat Tuhan
untuk pahala kerajaan.
Bagaimana reaksi murid-murid
terhadap pengungkapan penuh tentang penyaliban dan kebangkitan Tuhan? Mereka
tidak mengatakan, “Amin Tuhan.” Sebaliknya ayat 20-21 mengatakan, “Kemudian datanglah ibu anak-anak Zebedeus
serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta
sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus, ‘Apa yang kaukehendaki?’ Jawabnya, 'Berilah
perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang
seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.’”
Sekalipun Tuhan telah mengatakan tentang penyaliban dan kebangkitan, pikiran
mereka masih tertancap pada takhta.
Berkali-kali mereka
mendengar tentang penyaliban dan kebangkitan. Inilah ambisi akan kedudukan. Ibu
Yakobus dan Yohanes, mungkin berkata kepada dirinya sendiri, “Pada suatu hari
ketika Tuhan naik takhta, mungkin salah seorang anakku akan duduk di sebelah
kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. Alangkah mulianya hal ini!” Inilah
reaksi mereka terhadap firman Tuhan tentang kematian dan kebangkitan-Nya.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Matius, Buku 4, Berita 55
No comments:
Post a Comment