Hitstat

06 April 2018

Matius - Minggu 27 Jumat


Pembacaan Alkitab: Mat. 19:10-24
Doa baca: “Tetapi Yesus berkata: ‘Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab seperti orang-orang yang seperti itulah yang punya Kerajaan Surga.’” (Mat. 19:14)


Dalam Matius 19:14 Tuhan menekankan lagi bahwa untuk berbagian dalam Kerajaan Surga, kita harus menjadi seperti anak kecil. Secara lahiriah, Matius 19:13-15 nampaknya seolah-olah berbicara mengenai masalah yang tidak penting. Sesungguhnya ayat-ayat ini menyangkut tentang kesombongan.

Tuhan seakan-akan berkata kepada murid-murid-Nya, “Kamu tidak boleh menolak anak-anak kecil ini, sebaliknya, kamu harus berubah menjadi anak kecil. Kesombongan tersembunyi di dalam kamu. Kamu harus menyalahkan dan menolak kesombonganmu. Jika kamu menolak kesombonganmu dan menjadi seperti anak kecil, kamu akan berada dalam Kerajaan Surga.”

Matius menempatkan penanggulangan kesombongan diantara penanggulangan hawa nafsu dan uang. Pengaturan demikian ini sangat berarti. Setiap orang yang bersifat daging dan pencinta uang adalah orang yang sombong. Kesombongan selalu dijumpai di antara hawa nafsu dan pencinta uang.

Allah mengasihi orang yang rendah hati (Yak 4:6b). Rendah hati juga ditujukan terhadap Allah dan menyebabkan Dia mengaruniakan anugerah yang damba Dia lakukan kepada kita, bersikap rendah hati berarti tidak memandang diri sendiri, Dia tetap taat kepada Bapa.

Kerajaan Surga adalah ruang lingkup hayat kekal Allah. Karena itu, ketika kita masuk ke dalamnya, kita masuk ke dalam hayat Allah. Ini berbeda de­ngan beroleh selamat. Beroleh selamat adalah memperoleh hayat Allah yang masuk ke dalam kita, menjadi hayat kita, sedangkan masuk ke dalam Kerajaan Surga adalah masuk ke dalam hayat Allah untuk menikmati kekayaan hayat Allah.

Keselamatan hanya menuntut kita beriman, sedangkan Kerajaan Surga menuntut kebenaran yang melampaui hasil dari pemeli­ha­ra­an hukum lama dan hukum pelengkap yang diberikan oleh Raja surgawi.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 4, Berita 53

No comments: