Hitstat

06 February 2018

Matius - Minggu 19 Selasa



Pembacaan Alkitab: Mat. 13:4
Doa baca: “Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.” (Mat. 13:4)


Ayat 4 mengatakan, “Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.” Pinggir jalan adalah tanah yang dekat dengan jalan. Tanah di pinggir jalan itu menjadi keras karena lalu lintas jalan; Jadi, benih itu sulit untuk menembusnya. Pinggir jalan melambangkan hati yang dikeraskan oleh lalu lintas duniawi dan tidak dapat terbuka untuk memahami perkataan kerajaan (ayat 19). Burung di sini melambangkan si jahat, Iblis, yang datang dan merebut perkataan kerajaan yang ditaburkan ke hati yang keras.

Jika Anda membandingkan konstitusi Kerajaan Surga dengan perumpamaan penabur, Anda akan nampak bahwa perumpamaan ini berdasar pada konsepsi konstitusi. Konstitusi itu mencakup masalah miskin di dalam roh kita dan murni di dalam hati kita. Mereka yang berada di pinggir jalan tidak dapat menerima benih sebab mereka tidak miskin di dalam roh ataupun murni dalam hati. Karena tanah di pinggir jalan masih termasuk tanah untuk bercocok tanam, tetapi karena sangat dekat dengan lalu lintas, maka menjadi keras oleh lalu lintas.

Hal ini membuat benih tidak mungkin menembusnya sehingga benih-benih itu tetap berada di permukaan pinggir jalan. Ini mengacu kepada orang-orang yang tidak miskin dalam roh atau murni dalam hati, karena mereka mempunyai begitu banyak lalu lintas duniawi. Pendidikan, perdagangan, politik, ilmu pengetahuan, pekerjaan, dan lalu lintas duniawi lainnya keluar masuk dalam pikiran, emosi, dan tekad mereka.

Kita bersyukur kepada Tuhan bahwa dalam belas kasihan-Nya, ketika Injil diberitakan kepada kita, kita miskin dalam roh dan murni dalam hati. Pasti tidak baik jika tanah ladang diinjak-injak oleh sarana lalu lintas. Tidak seorang petani pun yang mengizinkan hal ini. Janganlah berada di dekat jalan. Tetaplah berada di tengah-tengah ladang, supaya lalu lintas duniawi tidak menjamah Anda.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 3, Berita 36

No comments: