Hitstat

03 June 2017

Wahyu - Minggu 17 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Why. 22:1
Doa baca: Why. 22:1
Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.


Dalam Kitab Wahyu, kita melihat bahwa Anak Domba Allah adalah Singa. Salah satu di antara tua-tua malaikat (bukan manusia), memperkenalkan Kristus sebagai Singa dari suku Yehuda (5:5). Wahyu 5:6 mengatakan bahwa Anak Domba ini bermata tujuh. Sebutan Singa mengacu kepada Kejadian 49, dan istilah ketujuh mata merujuk kepada Kitab Zakharia, yang membicarakan tentang ketujuh mata yang ada pada batu itu. Jadi, Anak Domba itu juga adalah batu. Dengan kata lain, Penebus yang mengangkut dosa dunia telah menjadi batu bangunan, telah menjadi Sang pembangun.

Konsepsi ini tidaklah baru. Sebelum Tuhan Yesus disalibkan, Ia mengatakan kepada tukang-tukang bangunan bangsa Yahudi bahwa mereka bukan saja menolak Penebus, tetapi juga menolak batu penjuru (Mat. 21:42). Saya yakin, ketika Tuhan Yesus berkata demikian kepada mereka, Ia sangat jelas bahwa diri-Nya adalah batu yang tertulis dalam Zakharia 3:9, yaitu batu bermata tujuh yang akan melalui pengukiran, menghapus kesalahan umat itu dalam satu hari saja. Ia tahu bahwa Ia akan diukir oleh Allah untuk mengangkut kesalahan umat Allah dalam satu hari saja, agar Allah bisa memiliki bangunan-Nya.

Baik Anak Domba maupun batu, penebusan dan pembangunan, dihubungkan dengan ketujuh mata, yang adalah ketujuh Roh Allah dan ketujuh pelita yang menyala-nyala di hadapan takhta administrasi-Nya. Karena itu, kita mempunyai Firman, Allah, daging, Anak Domba, Singa, batu, ketujuh mata, ketujuh Roh, dan ketujuh pelita. Terakhir, kita memiliki bangunan, tempat kediaman Allah yang kekal, Yerusalem Baru.
Bila kita menyatukan semua istilah ini, seperti menyusun potongan-potongan gambar yang tersebar di berbagai kitab dalam Alkitab, kita sungguh-sungguh akan melihat sesuatu. Jika kita mau mendoakan kesepuluh hal ini, kita akan melihat visi bahwa Yerusalem Baru merupakan perluasan Allah yang terakhir.

Apakah fungsi mata? Sudah tentu untuk melihat. Namun, ketujuh mata Kristus bukanlah untuk melihat berbagai perkara, melainkan untuk melihat kita, menatap kita. Tidak diragukan, ketujuh mata dari batu pembangunan ini adalah untuk mentransfusi dan menginfus.
Setelah infus ini, terjadilah penyaluran hayat. Ketujuh pelita menjadi ketujuh mata, dan ketujuh mata menjadi ketujuh Roh. Penerangan, pemeriksaan, penyingkapan, dan penghakiman menghasilkan transfusi Tuhan Yesus ke dalam saya, dan transfusi ini menghasilkan penyaluran hayat.

Terakhir, pembangunan ini akan rampung di Yerusalem Baru, yang merupakan perluasan terakhir dan yang kekal dari Allah kita yang ajaib. Jika Anda ingin memahami Injil Yohanes dan Kitab Wahyu, dan bahkan seluruh Alkitab, Anda harus nampak ketujuh pelita, ketujuh mata, dan ketujuh Roh Allah. Akhirnya, Yerusalem Baru akan muncul, sedang ketujuh Roh di hadapan takhta administrasi Allah akan menjadi aliran sungai air hayat yang mengalir keluar dari takhta. Di Yerusalem Baru, ketujuh pelita di hadapan takhta administrasi akan menjadi air hayat yang mengalir keluar dari takhta pemberi-hayat, dan batu yang adalah diri-Nya sendiri akan menjadi pelita yang menyinarkan Allah ke seluruh kota itu hingga kekal. Inilah butir-butir penting yang diwahyukan di dalam Alkitab. Semoga kita semua nampak hal-hal tersebut.


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 2, Berita 33

No comments: