Hitstat

23 March 2017

Wahyu - Minggu 7 Kamis



Pembacaan Alkitab: Why. 2:18-29
Doa baca: Why. 2:18
Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Tiatira: Inilah firman Anak Allah, yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan tembaga.


Dalam berita ini kita akan melihat gereja keempat, gereja di Tiatira (2:18-29), (mengacu kepada aliran kekristenan tertentu). Dalam bahasa Yunaninya, Tiatira berarti "kurban wangi-wangian", atau "kurban yang tidak putus-putusnya". Sebagai tanda, gereja di Tiatira melambangkan gereja yang sepenuhnya terbentuk sebagai gereja dengan sistem kepausan universal pada akhir abad keenam. Gereja ini penuh dengan kurban, seperti yang ditunjukkan dengan misa-misanya yang tiada henti. Gereja di Tiatira dengan sekuatnya menekankan bahwa Kristus adalah anak Maria. Karena itu, dalam ayat 18 Tuhan dengan serius menyebut diri-Nya Anak Allah, untuk menentang penekanan tersebut.

Dalam menanggulangi gereja di Tiatira. Dia menyebut diri-Nya sebagai yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan tembaga yang mengkilap. Mata Tuhan menyelidik bagian batin dan hati, dan kaki-Nya menghakimi dan membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya (2:23).

Salah satu butir penting dalam surat kepada gereja di Tiatira menyinggung wanita Izebel (ay. 20). Izebel, istri kafir Ahab, adalah lambang dari gereja yang murtad ini. Gereja ini penuh dengan persundalan dan penyembahan berhala yang bersifat rohani dan jasmani. Di sini Tuhan menunjukkan, gereja ini menunjuk dirinya sendiri sebagai nabiah. Nabi adalah orang yang berbicara untuk Allah dengan kuasa Allah. Di sini Tuhan memakai Izebel sebagai lambang, menyatakan bahwa gereja di Tiatira mengangkat dirinya sendiri sebagai nabiah, yang berpura-pura menerima kuasa dari Allah untuk berbicara bagi Allah. Nabiah ini menuntut orang mendengarkan dia, bukan mendengarkan Allah.

Guru-guru Alkitab yang ortodoks sependapat bahwa Izebel dalam Wahyu 2 tidak lain adalah perempuan yang dinubuatkan Tuhan dalam Matius 13:33. Kedua wanita ini sebenarnya adalah satu. Pelacur besar dalam Wahyu 17 juga mengacu kepada perempuan yang sama ini. Jadi, perempuan dalam Matius 13 adalah Izebel dalam Wahyu 2, dan Izebel menjadi pelacur besar yang disebut Babel besar dalam Wahyu 17. Kalau dia bukan pelacur, lalu apa? Izebel dalam Perjanjian Lama adalah lambang dari "wanita Izebel" dalam Wahyu 2. Ketika Tuhan berbicara kepada gereja di Tiatira, Ia berfirman bahwa ada Izebel hari ini. Menurut sejarah, Izebel hari ini pastilah gereja yang telah murtad itu (mengacu kepada aliran kekristenan tertentu). Dengan memakai nama Izebel, Tuhan mengingatkan kita akan perbuatan Izebel, istri Ahab: ia berlatar belakang kafir, dan memasukkan hal-hal kafir ke dalam penyembahan Allah oleh umat-Nya. Inilah butir paling penting dan paling pokok dalam surat kepada Tiatira. Prinsip perbuatan gereja yang murtad ini adalah mencampurkan hal-hal kafir dengan penyembahan terhadap Allah. Ia membantu umat Allah menyembah Allah, tetapi ia tidak melakukannya menurut cara Allah, melainkan dengan caranya sendiri yang kafir. Sejak munculnya, gereja ini telah dan selalu menyerap hal-hal milik kafir. Ke mana pun ia pergi, ia menyerap hal-hal yang berhubungan dengan penyembahan berhala.


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 1, Berita 13

No comments: