Hitstat

16 March 2017

Wahyu - Minggu 6 Kamis



Pembacaan Alkitab: Why. 2:8-11
Doa baca: Why. 2:8
Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali.


"Smirna" dalam bahasa Yunaninya berarti "mur". Mur adalah semacam rempah-rempah, yang dalam hal tanda menunjukkan penderitaan. Dalam pelambangan, mur menunjukkan penderitaan Kristus yang manis. Sebab itu, gereja di Smirna adalah gereja yang menderita, menunjukkan gereja yang dianiaya oleh Kekaisaran Romawi dari akhir abad pertama hingga awal abad keempat. Gereja yang teraniaya ini, menderita dalam kemanisan dan keharuman Kristus. Dengan kata lain, gereja ini berada dalam kesusahan Kristus dan persekutuan dalam penderitaan-Nya. Gereja di Smirna menderita seperti yang diderita oleh Kristus, dan sebagai penerus penderitaan Kristus. Dalam gereja di Smirna kita melihat penerus penderitaan Yesus yang kolektif. Karena gereja ini meneruskan penderitaan Yesus, maka ia sungguh-sungguh adalah kesaksian Yesus.

Mari kita perhatikan yang berbicara kepada gereja di Smirna. Tuhan memberi tahu kepada gereja yang menderita bahwa Ia adalah Yang Awal dan Yang Akhir (ay. 8). Hal ini berarti, berapa pun beratnya penderitaan yang dialami-Nya, penderitaan itu tidak dapat mengakhiri atau mencelakai Dia. Dia adalah Yang Awal juga Yang Akhir. Ketika menderita, gereja harus mengenal bahwa Tuhan adalah Yang Awal dan Yang Akhir, yang ada untuk selama-lamanya dan yang tidak berubah selamanya. Bagaimanapun situasi penganiayaan itu, Ia tetap sama; tidak ada sesuatu yang bisa berada di depan-Nya, juga tidak ada sesuatu yang bisa berada di belakang-Nya. Segala sesuatu berada di dalam batas pengendalian-Nya.

Dalam ayat 8, Tuhan juga memberi tahu bahwa Ia adalah "yang telah mati dan hidup kembali". "Hidup kembali" berarti "bangkit". Tuhan telah mengalami penderitaan kematian, tetapi Dia hidup kembali. Dia pernah masuk ke dalam maut, tetapi maut tidak bisa menahan-Nya (Kis. 2:24), karena Dia adalah kebangkitan (Yoh. 11:25). Gereja yang menderita juga perlu mengenal bahwa Dia adalah yang sedemikian, sehingga gereja bisa bertahan terhadap berbagai macam penderitaan. Betapapun beratnya aniaya, gereja akan tetap hidup, karena hayat kebangkitan Kristus yang ada di dalamnya tahan terhadap maut. Yang terberat yang dapat dilakukan penderitaan atau penganiayaan hanya membunuh kita. Tetapi setelah kematian karena aniaya, ada kebangkitan. Seolah-olah Tuhan berkata kepada gereja yang menderita, "Kamu harus tahu, Aku adalah yang dianiaya sampai mati. Tetapi kematian bukanlah yang terakhir, kematian adalah pintu gerbang untuk masuk ke dalam kebangkitan. Ketika Aku masuk ke dalam kematian, aku ada di ambang pintu kebangkitan. Jangan takut terhadap aniaya, atau ngeri terhadap bahaya dibunuh. Sambutlah kematian dan bergembiralah, karena begitu kamu masuk ke dalam kematian, kamu akan memasuki gerbang kebangkitan. Ingatlah, Akulah yang telah mati dan hidup kembali." Apa pun yang kita perlukan, Tuhan mencukupinya. Dia sungguh-sungguh mampu mencukupi keperluan kita. Terhadap gereja yang menderita, Tuhan bukan hanya Yang Awal dan permulaan, Tuhan juga Yang Akhir dan penghabisan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 1, Berita 11

No comments: