Hitstat

07 February 2017

Yudas - Minggu 3 Selasa



Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 5:10
Doa baca: 1 Ptr. 5:10
Dan Allah, sumber segala anugerah, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.


Dalam alam semesta ini hanya ada dua sumber — Allah dan Iblis. Setelah Allah menciptakan manusia, Dia menempatkannya di depan kedua pohon itu, yang melambangkan dua sumber. Allah dilambangkan dengan pohon hayat, sedang Iblis dilambangkan dengan pohon pengetahuan baik dan jahat. Allah adalah sumber hayat; jika kita berhubungan dengan-Nya, kita berhubungan dengan hayat. Iblis adalah sumber maut; jika kita berhubungan dengannya, berarti kita berhubungan dengan maut. Karena itu, Allah dengan tegas melarang Adam makan pohon pengetahuan baik dan jahat, karena akibatnya adalah maut. Allah menghendaki manusia berhubungan dengan-Nya agar menerima hayat. Jika kita berhubungan dengan pohon pengetahuan baik dan jahat, bukan dengan pohon hayat, berarti kita berhubungan dengan maut. Allah menghendaki manusia berhubungan dengan-Nya untuk menerima hayat. Tetapi pada saat manusia jatuh, Adam berpaling kepada Iblis, sumber lainnya.

Dalam Alkitab ada dua sumber, dua garis, dan dua akibat. Pertama, kita memiliki pohon hayat, garis hayat, dan Yerusalem Baru. Pohon hayat akan ada di dalam Yerusalem Baru. Tanpa pohon hayat, Yerusalem Baru tidak akan memiliki kenikmatan apa pun. Satu-satunya kenikmatan di dalam Yerusalem Baru adalah pohon hayat.

Kemudian, dalam Alkitab ada sumber kedua dan garis kedua: pohon pengetahuan baik dan jahat serta garis maut. Hasil sumber ini adalah lautan api.

Butir penting dari pembahasan kita tentang pohon hayat dan pohon pengetahuan baik dan jahat adalah: struktur kehidupan kristiani kita seperti yang diwahyukan dalam 1 Petrus 1 sangat berbeda dengan konsepsi alamiah kita yang menurut pengetahuan baik dan jahat. Saya sangat senang melihat bahwa menurut 1Petrus 1, struktur dasar Surat Kiriman ini dan seluruh kehidupan kristiani adalah Allah Tritunggal.

Dalam ayat 20-21 kita memiliki Allah Tritunggal untuk kita alami sampai kepada hayat yang kekal. Mula-mula, Yudas meminta kita untuk berdoa di dalam Roh Kudus. Kemudian ia menyuruh kita memelihara diri dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat dari Tuhan kita, Yesus Kristus. Inilah “untuk hayat yang kekal”, yaitu sampai kepada kenikmatan dan bertambahnya hayat kekal.

Apakah maksud-nya kita menantikan rahmat Tuhan kita Yesus Kristus sampai kepada hayat yang kekal? Ya, kita memang sudah memiliki hayat yang kekal di dalam kita, namun mungkin kita belum menikmati hayat ini sepenuhnya. Sebagian orang Kristen malah hampir tidak pernah menikmati hayat yang kekal sama sekali. Mereka tidak tahu bahwa mereka dapat menikmati hayat kekal itu. Kita pun mungkin tidak mengalami pertambahan hayat yang kekal. Allah telah memberi kita hayat yang kekal dengan tujuan agar kita bisa menikmati hayat ini dan akan terus bertambah di dalam kita. Karena itu, kata-kata “untuk hayat yang kekal” berarti sampai kepada kenikmatan dan pertambahan hayat yang kekal, sekarang dan di dalam kekekalan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yudas, Berita 5

No comments: