Hitstat

17 January 2017

3 Yohanes - Minggu 1 Selasa



Pembacaan Alkitab: 3 Yoh. 4
Doa baca: 3 Yoh. 4
Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar daripada mendengar bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran.


Filsafat yang dipegang seseorang akan menentukan cara hidupnya. Apa yang dipercayai seseorang akan selalu membentuk kehidupannya. Kita, orang-orang Kristen, hidup di dalam kebenaran ilahi. Ini berarti cara hidup kita ditentukan, dibentuk, dicetak oleh realitas ilahi — Allah Tritunggal sendiri — yang kita nikmati.

Seperti dalam 2 Yohanes 4, “kebenaran” dalam 3 Yohanes 4 mengacu kepada realitas ilahi, khususnya tentang persona Kristus seperti yang didefinisikan dalam Injil dan Surat 1 Yohanes, yaitu Kristus adalah Allah dan manusia, mempunyai keilahian dan keinsanian, memiliki sifat ilahi dan sifat insani, mengekspresikan Allah di dalam kehidupan insani dan merampungkan penebusan dengan kuasa ilahi di dalam daging insani bagi manusia yang jatuh, sehingga Dia dapat menanamkan hayat ilahi ke dalam mereka dan membawa mereka ke dalam kesatuan yang organik dengan Allah. Surat 2 dan 3 Yohanes menekankan kebenaran ini. Yang kedua mengingatkan kaum beriman yang setia agar tidak menerima orang-orang yang tidak tinggal dalam kebenaran ini, dan yang ketiga mendorong kaum beriman untuk menerima dan membantu orang-orang yang bekerja bagi kebenaran ini.

Surat 2 dan 3 Yohanes berdasar pada Surat 1 Yohanes. Surat 2 dan 3 Yohanes menunjukkan bahwa kita perlu hidup dalam kebenaran dan berjalan dalam kebenaran. Perbedaannya adalah dalam Surat 2 Yohanes ada larangan mengambil bagian dalam bidah, mengambil bagian dalam suatu ajaran yang berlawanan dengan kebenaran ini. Kita harus meninggalkan suatu ajaran atau seseorang yang berlawanan dengan realitas Allah Tritunggal. Tetapi dalam Surat 3 Yohanes ada dorongan untuk membantu rekan-rekan sekerja dalam kebenaran. Kita perlu bersatu dengan orang-orang yang bekerja bagi realitas ilahi Allah Tritunggal yang kita nikmati, dan kita perlu melakukan apa pun yang dapat kita lakukan untuk mengembangkan pekerjaan ini. Sebab itu, dalam Surat 2 Yohanes ada sikap yang negatif terhadap bidah dan dalam Surat 3 Yohanes ada satu sikap yang positif terhadap pekerjaan bagi kebenaran. Sikap kita seharusnya negatif atau positif tergantung pada situasi khusus itu, bagi realitas ilahi atau berlawanan dengannya.

Apakah kebenaran, realitas ilahi, yang dibicarakan Yohanes dalam Suratnya? Realitas ini adalah Bapa di dalam Putra, dan Putra sebagai Roh disalurkan ke dalam orang-orang yang dipilih, ditebus, dan dilahirkan kembali oleh Allah sehingga mereka dapat menikmati Dia sebagai hayat, suplai hayat, dan segala sesuatu dalam hayat ciptaan baru. Sesungguhnya, kebenaran ini, realitas ini, adalah kenikmatan atas Allah Tritunggal. Bapa di dalam Putra menjadi seorang manusia, yang mati di atas salib untuk merampungkan penebusan, dan bangkit menjadi Roh pemberi-hayat. Sekarang Dia dapat menyalurkan diri-Nya sendiri ke dalam umat pilihan-Nya, sehingga mereka dapat memiliki Dia bagi kenikmatan mereka dan juga sebagai hayat, suplai hayat, dan segala sesuatu mereka, yang mereka perlukan untuk kehidupan ciptaan baru. Inilah realitas ilahi seperti yang diwahyukan dalam Surat-surat Yohanes.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Yohanes, Berita 1

No comments: