Hitstat

10 January 2017

2 Yohanes - Minggu 1 Selasa



Pembacaan Alkitab: 2 Yoh. 1-2
Doa baca: 2 Yoh. 2
Oleh karena kebenaran yang tetap di dalam kita dan akan menyertai kita sampai selama-lamanya.


Rasul Yohanes, seperti Petrus, adalah penatua dalam gereja di Yerusalem sebelum kota itu dihancurkan pada tahun 70 M (Gal. 2:9; 1 Ptr. 5:1). Menurut sejarah, setelah kembali dari pembuangannya, Yohanes tinggal di Efesus untuk merawat gereja-gereja di Asia. Karena itu, boleh jadi dia juga adalah penatua dalam gereja di Efesus, tempat dia menulis surat ini.

Dalam ayat 1 Yohanes berbicara tentang mengasihi dalam kebenaran. Menurut Yohanes, pemakaian kata tentang kebenaran, khususnya dalam Injilnya, kata dalam ayat ini mengacu kepada realitas ilahi yang terwahyukan — Allah Tritunggal yang disalurkan ke dalam manusia dalam Putra, Yesus Kristus — menjadi kesejatian dan ketulusan manusia, agar manusia dapat menempuh hidup yang sesuai dengan terang ilahi (Yoh. 3:19-21) dan menyembah Allah, menurut apa adanya Allah, dan menurut apa yang Allah cari (Yoh. 4:23-24). Inilah kebajikan Allah (Rm. 3:7; 15:8), menjadi kebajikan kita, yang dengannya kita bisa mengasihi kaum beriman. Inilah kesungguhan, kebenaran, ketulusan, kejujuran, kepercayaan, dan kesetiaan dari Allah sebagai satu kebajikan ilahi dan insani sebagai kebajikan manusia (Mrk. 12:14; 2 Kor. 11:10; Flp. 1:18; 1 Yoh. 3:18), dan sebagai hasil dari realitas ilahi (3 Yoh. 1). Dalam kebenaran semacam inilah, Rasul Yohanes, yang tinggal dalam realitas ilahi Allah Tritunggal, mengasihi orang yang menerima suratnya. Inilah petunjuk dari penggunaan pertama “kebenaran” dalam ayat ini.

Apakah realitas ilahi yang dinikmati Yohanes? Realitas ini adalah Allah Tritunggal. Penulis surat ini menikmati Allah Tritunggal dalam Putra sebagai realitas ilahinya. Hasil dari kenikmatan atas realitas ini, yang adalah Allah Tritunggal dalam Kristus, adalah ketulusan hati. Ketulusan hati atau kesetiaan ini, sebenarnya adalah satu kebajikan Allah. Ketika kita menikmati Allah sebagai realitas kita, kebajikan ilahi-Nya menjadi kebajikan insani kita, dan kebajikan insani ini adalah ketulusan hati, kesetiaan.

Pengertian tentang mengasihi dalam kebenaran ini berdasar pada apa yang diwahyukan dalam Surat 1 Yohanes. Dalam surat itu Yohanes menyatakan bahwa kita harus saling mengasihi dengan Allah sendiri sebagai kasih. Allah adalah kasih (1 Yoh. 4:8, 16). Ketika kita menikmati Allah sebagai kasih, hasil dari kasih ini adalah satu kasih yang dengannya kita mengasihi orang lain. Bila kita mengasihi orang lain dengan kasih yang dihasilkan dari kenikmatan kita atas Allah sebagai kasih, kasih kita akan berada dalam ketulusan hati. Ketulusan hati ini bukanlah kebajikan insani kita, melainkan hasil dari kenikmatan kita atas realitas ilahi.

Ketika kita membahas apa yang dimaksud Yohanes dalam ayat 1 dengan mengasihi dalam kebenaran, kita diingatkan bahwa mengenal Alkitab bukanlah satu perkara yang dangkal. Khususnya, tidaklah cukup mengenal Surat Yohanes secara dangkal. Hanya bila kita masuk ke kedalaman surat ini, kita baru dapat mengetahui maksud penulisnya.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Yohanes, Berita 1

No comments: