Hitstat

30 August 2016

1 Yohanes - Minggu 2 Selasa



Pembacaan Alkitab: Why. 2:17; 3:20
Doa baca: Why. 3:20
Lihat, Aku berdiri di depan pintu dan mengetuk; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk menemui dia dan makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.


Yohanes juga membicarakan makan dalam pasal terakhir Kitab Wahyu. Wahyu 22:1-2a mengatakan, "Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan Anak Domba itu. Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon hayat ..." (Tl.). Pohon hayat adalah untuk diterima dan dinikmati umat Allah. Untuk selama-lamanya semua umat tebusan Allah akan menikmati Kristus, pohon hayat ini, sebagai bagian kekal mereka. Menurut ayat-ayat ini, pohon hayat adalah suplai hayat yang tersedia di sepanjang aliran Roh sebagai air hayat. Di mana Roh mengalir, di sana ada suplai hayat Kristus.

Semua kutipan dari Injil Yohanes dan Kitab Wahyu ini menunjukkan pentingnya perkara makan dalam tulisan-tulisan Yohanes. Ini juga menunjukkan bahwa tulisan-tulisannya bersifat misterius, jauh melampaui pemahaman alamiah kita.

Sering kali sebelum kita makan hidangan utama pada suatu perjamuan, kita diberi makanan pembangkit selera. Dalam 1 Yohanes 1, Rasul Yohanes juga memberi kita satu "makanan pembangkit selera". Makanan pembangkit selera ini ialah firman hayat. Tidak diragukan, maksud Yohanes adalah menyuplai kita dengan hayat ilahi. Tetapi untuk merangsang selera kita, dia menyajikan firman hayat sebagai makanan pembangkit selera yang rohani. Inilah Firman yang disebutkan dalam Yohanes 1:1-4, 14, yang bersama dengan Allah dan adalah Allah di dalam kekekalan sebelum penciptaan, yang menjadi daging di dalam waktu, dan di dalam Dia ada hayat. Firman ini adalah persona ilahi Kristus, adalah penjelasan, definisi, dan ekspresi dari segala apa adanya Allah. Di dalam Dia ada hayat, dan Dia adalah hayat (Yoh. 11:25; 14:6). Frase "Firman hayat" dalam bahasa Yunani menunjuk­kan bahwa Firman adalah hayat. Persona itu adalah hayat ilahi, hayat kekal, yang dapat kita jamah. Penyebutan Firman di sini menunjukkan bahwa Surat ini adalah lanjutan dan perkembangan dari Injil Yohanes (lihat Yoh. 1:1-2, 14).

Kita telah menjelaskan bahwa ungkapan "Firman hayat" sebenarnya menyatakan bahwa Firman adalah hayat. Firman ini, yang adalah hayat kekal, menjadi seorang manusia. Sebagai seorang manusia, Dia adalah tempat kediaman, sebagai satu tempat kediaman bersama bagi Allah dan manusia. Di dalam tempat kediaman ini kita dapat menikmati Dia sebagai anugerah, menerima Dia sebagai realitas kita, dan melihat kemuliaan-Nya. Kemuliaan ini, yang adalah kemuliaan Allah, sekarang telah menjadi kemuliaan Putra tunggal Allah. Sekali lagi saya katakan, Firman ini adalah hayat, dan hayat ini adalah ekspresi Allah. Ini berarti Firman hayat adalah ekspresi Allah.

Jangan menghabiskan terlalu banyak waktu mempelajari Firman hayat. Sebaliknya, kita harus makan Firman dan menikmatinya. Kita perlu mengingat bahwa Yohanes memakai Firman hayat sebagai makanan pembangkit selera untuk menimbulkan selera kita. Karena itu, makanan pembangkit selera ini adalah untuk kita makan. Akan tetapi, pikiran alamiah kita ingin menyelidiki lebih lanjut dan bertanya bagaimana hayat ini mengekspresikan Allah. Kita tidak perlu menyelidiki, sebaliknya, kita perlu makan Firman. Kemudian kita akan mengetahui bagaimana Firman hayat ini dapat mengekspresikan Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 3

No comments: